Senin, 25 Mei 2009

Islam Telah Bangkit

MUKADIMAH
Mengejutkan, beberapa waktu yang lalu secara jujur pihak Vatikan sebagai otoritas yang memimpin umat Katolik sedunia mengumumkan bahwa saat ini jumlah umat Islam di seluruh dunia telah melampaui umat Katolik! Dan jumlah itu terus bertambah, karena menurut berbagai data, Islam menjadi agama yang paling cepat pertumbuhannya di dunia. Bukan semata karena faktor kelahiran tetapi juga banyaknya orang-orang non-Islam yang kemudian masuk Islam.
Pasca tragedi kontroversial runtuhnya menara kembar World Trade Center (WTC) 11 September 2001 atau dikenal dengan peristiwa 911, umat Islam sepertinya semakin dipojokkan. Buntutnya, Amerika Serikat (AS) menginvansi Afganistan dengan dalih ‘memerangi terorisme’. Tidak hanya cukup sampai di situ, AS kemudian juga menjajah Iraq. Di balik semua itu, tragedi 911 ternyata justru menimbulkan minat luar biasa dari orang-orang barat untuk mengetahui tentang Islam yang sebenarnya. Mereka kemudian banyak belajar dan mencari referensi tentang Islam termasuk dari buku-buku yang ditulis oleh Ulama Muslim. Mereka dibuat kaget setelah mengetahui ‘wajah’ Islam yang sesungguhnya. Ajaran Islam ternyata jauh dari kesan teroris sebagaimana dituduhkan AS dan sekutunya. Islam justru mengajarkan kasih sayang dan perdamaian. Informasi yang selama ini mereka peroleh dari media barat dan buku karangan tokoh-tokoh barat berbeda jauh dari realitas yang ada. Dan imbasnya banyak orang yang kemudian memilih Islam sebagai jalan hidupnya.
Itulah satu di antara hikmah tragedi WTC yang oleh beberapa pakar dikatakan sebagai sandiwara dan akal-akalan Amerika untuk mencari alasan menyerang negara-negara Islam. Begitulah, Allah telah membalas tipu daya mereka.
“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Ali ‘Imran [3]: 54)

Islam Akan Berjaya !
Dalam sebuah hadits Rasulullah pernah menyampaikan bahwa kelak Islam akan mampu berjaya. Dan tampaknya hal itu mulai terbukti.
“Sesungguhnya Allah telah memperluas (wilayah) untukku (Islam) di bumi, sampai aku bisa melihat wilayah sebelah timur sampai wilayah barat. Dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai melebihi seperti apa yang telah diberikan Allah padaku.” (HR. Muslim dari Tsauban)
Vatikan adalah negara otonom yang terletak adalah salah satu pusat dari kekaisaran Romawi Barat tempo dulu, Roma. Sedangkan Konstantinopel (Istambul) merupakan ibukota Romawi Timur. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa kedua kota itu akan dapat ditaklukan oleh umat Islam.
“Dari Abu Qubail, dia berkata, ‘Suatu ketika, kami berada di dekat Abdullah bin Amr bin Ash ra. dan ada seorang yang bertanya.’ ‘Kota manakah yang lebih dulu ditaklukkan, Konstantinopel atau Romawi?’ Maka ia mengambil sebuah kotak yang memiliki lingkaran berbentuk anting (gembok), lalu ia mengeluarkan sebuah buku dari kotak tersebut, lalu Abdullah bin Amr berkata, ‘Ketika kami bersama Rasulullah untuk menulis (hadits), lantas ketika itu beliau ditanya, ‘Kota manakah yang lebih dahulu ditaklukkan? Konstantinopel ataukah Romawi?’ Rasulullah menjawab, ‘Kota Konstantinopel adalah kota yang ditaklukkan lebih dulu.’” (HR. Ahmad, disahihkan oleh Al Albani)
Dan hal itu sebagian telah terbukti dengan dikuasainya Istambul (Turki). Sedangkan Roma belum dapat dikuasai. Sebagian ‘ulama berpendapat bahwa kota Roma (Italia) juga akan dapat ditaklukkan melalui dakwah dan pembangunan masjid-masjid di kawasan tersebut. Beberapa tahun lalu sebuah masjid raya direncanakan dibangun di Roma. Mungkinkah itu sebagai langkah awal menaklukkan Roma? Wallahua’lam.

Kejayaan Itu Akan Dipergilirkan
Sunnatullah tidak dapat dibantah bahwa masa kejayaan suatu kaum akan dipergilirkan. Bisa jadi sekarang berkuasa tetapi esok atau lusa tidak lagi berdaya. Tidak ada yang salah dengan sunnatullah dan tidak ada yang bisa membantahnya.
“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'.” (Ali ‘Imran [3]: 140)
Sulitkah bagi Allah untuk memenangkan Agama Islam? Tidak, tidak sama sekali. Allah cukup berkata ‘Jadilah’ maka semua yang dikehendaki-Nya akan terwujud. Bahkan jika Ia menghendaki, dijadikanNya semua umat itu menjadi satu. Jika Dia menghendaki, Dia akan memenangkan dan menolong umat Islam di manapun berada.
Mungkin akan muncul tanya, ‘Lalu kenapa umat Islam tak juga mampu keluar dari berbagai tekanan yang dialami?’ Di antara jawabnya sudah tertera dalam ayat di muka, Allah ingin menguji orang-orang yang betul-betul beriman. Dan Allah ingin memberi kesempatan kepada manusia untuk beramal, berdakwah menyebarkan Islam, bersabar dalam menghadapi kaum kafir atau berjihad membela Islam. Gugur menjadi syuhada!
Allah memberi kita kesempatan. Jika dakwah dan perjuangan menegakkan Islam dimaknai sebagai bagian dari proses menuju kemenangan Islam yang telah dijanjikan Allah, tentu semua akan terasa ringan. Sebab bukan kita yang memenangkannya tetapi Allah. Kita bekerja untuk Allah dan Allah sendiri yang akan membayarnya.
“Allah telah menetapkan: "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang." Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Al Mujaadilah [58]: 21)
Jika usaha kita telah benar, niat kita telah ikhlas maka sebenarnya bukan kita yang bekerja tetapi kekuatan Allah-lah yang bekerja. Jika sudah begitu adakah yang mampu membendungnya?
“Maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.” (Ash Shaff [61]: 14)
Islam pernah memimpin dunia dengan penuh kedamaian selama berabad-abad sejak fatkhul Makkah sampai runtuhnya kekhalifahan Turki Ustmani. Kemudian secara bergantian dunia ‘dikuasai’ kapitalisme dan komunisme. Apa yang mereka hasilkan? Tidak lain hanyalah kerusakan di muka bumi. Kemajuan semu yang menafikan berbagai keterpurukan. Teknologi yang tidak diimbangi dengan pembangunan mental-spiritual telah menciptakan manusia-manusia robot yang tidak memiliki hati. Tidak memiliki lagi rasa kasih sayang. Manusia yang kering dari nilai-nilai spiritual dan rasa kemanusiaan.
Dan setelah sekian masa mereka berkuasa, ada saatnya mereka akan runtuh.
“Dan sekiranya orang-orang kafir itu memerangi kamu pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah) kemudian mereka tiada memperoleh pelindung dan tidak (pula) penolong.” (Al Fath [48]: 22)

Mengupayakan Sebab Material dan Immaterial
Kebangkitan Islam telah tiba. Tugas kita adalah mengupayakan dan mempersiapkan kekuatan material dan immaterial untuk mencapai kemenangan. Tidak dapat dibantah bahwa kekuatan material (lahiriah) sangat penting untuk diupayakan. Misal, dalam sebuah pertempuran maka jumlah pasukan, peralatan perang, dan perbekalan yang memadai akan memudahkan mencapai kemenangan. Tetapi sejatinya bukan itu saja. Bagi seorang Muslim, kekuatan ruhiyah adalah hal yang tidak boleh diabaikan.
Suatu ketika ‘Umar pernah berkata, bahwa umat Islam menang bukanlah karena kekuatan tetapi karena keutamaan yang dimiliki. Semakin kuat keimanan berarti semakin dekat dengan Allah. Semakin dekat dengan pertolongan-Nya.
Simaklah kisah pertempuran antara Thalut melawan Jalut. Secara materi Jalut akan memenangkan pertempuran karena ia memiliki pasukan yang banyak dan hebat. Begitupun Jalut adalah seorang yang gagah perkasa secara fisik. Berbeda dengan Thalut. Tetapi kehendak Allah ternyata lain. Thalut dengan segenap iman yang terpatri di hati mampu mengalahkan Jalut berikut tentaranya.
“Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al Baqarah [2]: 249)
Bahwa menyusun berbagai kekuatan dan strategi adalah suatu keniscayaan untuk mencapai keberhasilan. Karena Allah pun telah mengisyaratkannya.
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.” (Al Anfaal [8]: 60)

Kekuatan Ruhiyah
Ketika Siprus takhluk di tangan kaum Muslimin, Abu Darda’ justru tersedu. Ia menangis. Abdurrahman bin Jubair bercerita apa yang ia dengar dari ayahnya, “Tatkala Ciprus ditaklukkan oleh kaum Muslimin, tiba-tiba mereka banyak yang menangis. Aku meilhat Abu Darda’ duduk menangis sendirian, aku bertanya kepadanya, ‘Wahai Abu Darda’ apa yang membuatmu menangis di hari Allah memuliakan Islam dan pemeluknya?’ Ia berkata, “Celaka kamu wahai Jubair, betapa hinanya makhluk di sisi Allah jika mereka mengabaikan perintah-Nya. Kamu tahu mereka sebelumnya adalah umat yang kuat dan pemenang, akan tetapi karena mereka meninggalkan perintah Allah, maka kamu lihat seperti apa mereka sekarang.’” (HR. Ahmad)
Dalam Shirah Nabawiyah juga diceritakan. Ahmad bin Marwan bin Maliky di dalam Al Mujalasah dari Abu Ishaq, dia berkata, “Tidak ada musuh yang bertahan lama jika berperang melawan para sahabat. Ketika Heraclius tiba di Anthokia setelah pasukan Romawi dikalahkan pasukan Muslimin, dia bertanya, ‘Beritahukan kepadaku tentang orang-orang yang menjadi lawan kalian dalam peperangan. Bukankah mereka juga manusia seperti kalian?’
Mereka menjawab, ‘Ya’
‘Apakah kalian yang banyak jumlahnya atau mereka?’ tanya Heraclius.
‘Kamilah yang lebih banyak jumlahnya di manapun kami saling berhadapan.’
‘Lalu mengapa kalian dikalahkan?’
Seseorang yang dianggap paling tua menjawab, ‘Karena mereka biasa shalat di malam hari, berpuasa di siang hari, menepati janji, menyuruh kepada kebajikan, mencegah dari kemungkaran dan saling berbuat adil di antara sesamanya. Sementara kami suka minum arak, berzina, melakukan hal-hal yang haram, melanggar janji, suka marah, berbuat semena-mena, menyuruh kepada kebencian, melarang hal-hal yang diridhai Allah dan berbuat kerusakan di bumi.’
Heraclius pun berkata, ‘Engkau membuat aku percaya.’”
Tanpa mengabaikan sebab-sebab material sesungguhnya senjata paling ampuh yang dimiliki umat Islam adalah kokohnya keimanan. Kaum Muslimin memiliki pijakan yang jelas dan tujuan yang pasti. Hingga perjuangan yang mereka lakukan merupakan suatu amal yang akan mendapatkan balasan. Apapun hasilnya.
Sedangkan orang kafir, mereka sebetulnya melangkah dengan langkah yang gamang dan penuh ketidakpastian.
“Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak mempunyai pelindung.” (Muhammad [47]: 11)
Setiap pribadi Muslim harus semaksimal mungkin memegang dengan kuat syariat Allah. memperkokoh keimanan dalam hati dan melakukan amal-amal shaleh dengan penuh keikhlasan sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah dan para sahabat.
Dengan itu semua, kemenangan itu akan segera terwujud. Karena sesungguhnya pertolongan Allah itu sangat dekat. Dan Dia akan memberi pertolongan jika kita memang sudah memenuhi syarat untuk ditolong sebagaimana para sahabat Rasulullah.
Dr. Abdul Majid Al Hilali dalam bukunya, Rahasia Datangnya Pertolongan Allah, banyak menyebutkan bahwa syarat memperoleh pertolongan Allah itu adalah memperkuat ruhiyah dan menjaga kebersihan hati.
“Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (Al Maidah [5]: 56)
“Dan Kami tolong mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang.” (Ash Shaaffaat [37]: 116)
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad [47]: 7)
Mari kita jemput pertolongan Allah itu dengan memperbaiki diri dan umat.

Islam Telah Bangkit, Realitas yang Tak Terbantah
NIC atau National Intellegence Council yang merupakan gabungan intelijen dari 15 negara, yang bermarkas di Virginia, AS, pernah membuat prediksi yang akan terjadi pada sekitar tahun 2020. Mereka mengemukakan empat kemungkinan. Pertama, dunia akan dikuasai AS. Kedua, dunia akan dikuasai China. Ketiga, dunia akan dikuasai India. Dan keempat, Islam akan bangkit kembali dengan ditandai berdirinya kekhalifahan Islam (Islamic Caliphate). Dan organisasi yang banyak mendukung terciptanya kekhalifahan Islam itu terus bermunculan di berbagai negara.
Keruntuhan negara komunis Uni Soviet telah membuktikan betapa kehancuran suatu bangsa bukanlah satu hal yang mustahil. Negara-negara bekas Uni Soviet kemudian mendeklarasikan kemerdekaannya. Mulai dari Uzbekistan, Tajikistan, hingga yang terakhir, Kosovo. Negara-negara yang sebagian penduduknya Muslim itu kini telah merdeka dan bisa menjalankan kegiatan agamanya. Satu hal yang mustahil saat komunis masih berkuasa.
Dari jantung kapitalisme dunia pun dapat kita temukan hal serupa. Dr. Raghib As Sirjany menyebutkan, pada tahun 60-an di Amerika hanya terdapat beberapa ribu umat Islam dengan satu masjid di satu kota. Tetapi kini, jumlah kaum Muslim mencapai lebih dari 8 juta orang, dengan jumlah Masjid yang juga meningkat.
Di Inggris, sekutu terdekat Amerika pun tidak jauh berbeda. Menurut sensus tahun 2001 jumlah Muslimin di Inggris mencapai 1,6 juta orang yang sepertiganya merupakan generasi muda, dan jumlah itu terus mengalami kenaikan. Diperkirakan sekarang mencapai 2 juta orang. Hebatnya mereka turut berperan penting dalam perekonomian di Inggris. Sedikitnya 10 ribu Muslim termasuk kategori orang terkaya di Inggris. Bahkan belakangan, seorang Pendeta dan Tokoh Hukum dari Inggris mengusulkan diperbolehkannya penerapan syariat Islam karena dianggap sebagai hukum yang terbaik.
Di negara-negara Eropa pun terjadi hal yang sama. Perkembangan Islam cukup pesat. Sampai-sampai ada tokoh yang mengatakan, jika kondisinya terus bertahan seperti itu maka kelak Eropa akan menjadi negara Arab seperti Timur Tengah saat ini. Tentu saja semua itu sangat mengkhawatirkan para tokoh anti Islam yang sangat paranoid akut terhadap Islam. Imbasnya muncullah sensasi-sensasi yang mencoba memperburuk citra Islam seperti kasus kartun yang menggambarkan Rasulullah yang dimuat di Denmark atau film Fitna di Belanda. Sebelum itu juga ada Salman Rushdie yang menulis Novel ‘Ayat-Ayat Setan’ (the satanic verses). Tetapi ternyata semua itu tetap tak menyurutkan perkembangan Islam.
Dari negeri 1001 malam, Irak, kini umat Islam mulai bangkit dan berupaya mengusir penjajah Amerika. Perlawanan terus terjadi di mana-mana. Membuat pasukan sekutu frustasi dan banyak yang menjadi ‘gila’. Perlawanan secara bergerilya yang dilakukan para mujahidin terus berlangsung di segala penjuru. Akibatnya ribuan tentara Amerika tewas mengenaskan. Tercatat sudah lebih dari 3 ribu tentara Amerika tewas pasca invansi. Jumlah tersebut mungkin terlalu kecil untuk menggambarkan kondisi sebenarnya. Seringkali Amerika dan media barat merahasiakannya.
Film dokumenter, ‘Baghdad Sniper’ secara jelas telah menggambarkan betapa para pejuang yang ahli dalam membidik target dengan senjata laras panjang terus ditempatkan di berbagai sudut yang dijaga oleh tentara sekutu. Mereka membentuk sebuah brigade penembak jitu (sniper) yang diorganisir dan dilatih secara profesional. Hasilnya banyak dari tentara kafir yang tewas. Dipastikan ada banyak korban yang berjatuhan di pihak tentara sekutu namun sengaja dirahasiakan karena merupakan aib bagi Amerika dan sekutunya. Perjuangan serupa juga terjadi di Afganistan, negeri jihad palestina dan negeri jihad yang lain.
Lalu ke Indonesia, negeri dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Kebangkitan Islam itu juga terus berjalan. Ghirah untuk lebih mendalami Islam dan mengamalkannya semakin kentara. Halaqah-halaqah dan kelompok kajian yang secara intensif mempelajari Islam tumbuh subur tak terbendung. Banyak golongan muda yang semakin bangga dengan keislamannya. Perangkat pendukung pun kian tersedia. Di banyak daerah sekarang telah dikeluarkan berbagai peraturan daerah (perda) yang bernuansa syariat. Pun buku-buku keislaman dan lembaga kajian formal juga semakin semarak. Belum lagi sekolah-sekolah yang telah memadukan nilai-nilai keislaman dalam pembelajarannya.
Tak hanya itu, kini juga munculnya lembaga-lembaga keuangan syariah, penyadaran akan produk halal. Penggunaan mata uang dinar dan dirham kini juga mulai mendapat sambutan. Konon mata uang Dolar Amerika kelak akan colaps dan itu sudah terlihat ketika negara-negara Eropa menerapkan mata uang Euro. Euro menjadi saingan berat bagi Dolar. Dan masih banyak lagi hal yang menandai kebangkitan Islam.
Wahai saudaraku! Bangkitlah dan enyahkan rasa pesimis dalam dirimu. Bageraklah dan usirlah rasa rendah dirimu. Sesungguhnya Islam itu tinggi dan tidak akan ada yang menandinginya!

Bersiaplah Ambil Bagian!
Jika kaki tak mungkin menapak hingga bumi jihad Palestina. Sungguh masih banyak peran yang bisa kita mainkan untuk mendukung mereka. Dan lebih luas lagi untuk menegakkan kejayaan Islam.
Lahan untuk menegakkan dien-Nya terbentang luas. Mulailah dari perbaikan diri. Meruah kepada keluarga. Dan tebarkan kepada seluruh umat manusia. Jadilah umat terbaik. Islamisasi adalah suatu hal yang dilegalkan oleh Allah seperti tersebut dalam firman-Nya, artinya,
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka.” (Ali ‘Imran [3]: 110)
Dakwah adalah sebuah bangunan besar, tetapi ia dimulai dari kerja-kerja kecil yang teratur dan saling bersinergi. Jika memang masih belum sanggup untuk mengajak beramar ma’ruf nahi munkar, minimal diri kita bisa menjadi contoh untuk suatu kebaikan.
”Barangsiapa merintis jalan kebaikan dalam Islam, berarti ia memperoleh pahala (sendiri) dan pahala orang-orang yang mengikuti jalan kebaikan tersebut dengan tiada mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan sebaliknya barang siapa memulai berbuat jahat dalam Islam, berarti memikul dosa (sendiri) ditambah semua dosa orang-orang yang menirukan kejahatannya dengan tiada mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (HR. Muslim)
Para orientalis banyak menebarkan fitnah bahwa Islam disebarkan dengan pedang (kekerasan). Faktanya dalam setiap negara yang dikuasai Islam justru penduduknya diberi kebebasan untuk memilih dan menjalankan agama mereka. Sejatinya ‘pedang’ umat Islam bukanlah pedang baja atau besi yang tajam. ‘Pedang’ itu adalah akhlakul karimah. Akhlak yang baik.
Tentang ini Ahmad Deedat dalam The Choice-nya menukilkan kata-kata Pandit Gyanandra Dev Sharma Shastri, dia menyatakan, “Mereka (pengkritik Muhammad) tidak bisa melihat bahwa satu-satunya pedang Muhammad adalah pedang kemurahan hati, petunjuk, persahabatan, kemauan untuk memaafkan—pedang yang menaklukkan musuh-musuhnya dan membersihkan hati mereka. Pedangnya lebih tajam dari pedang baja.”
Subhanallah! Sungguh menakjubkan, itulah pedang yang mampu mengalahkan musuh tanpa harus melukai, membuat mereka tunduk tanpa harus merasa terhina, dan membuat mereka patuh tanpa harus dipaksa. Itulah pedang Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam.
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.“ (Al Qalam [68]: 4)
Sekarang. Mari kita bergerak. Gerak yang bukan sekedar gerak. Namun gerak dengan langkah yang tertata. Berawal dari niat yang bersih. Memiliki tujuan jelas. Kita bangun barisan dengan membawa panji Islam. Dalam satu ikatan teguh kalimat tauhid, La ilaaha illallaah. Jadilah prajurit Allah. Insya Allah saat kejayaan Islam akan segera tiba.
“Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.” (Ash Shaaffaat [37]: 173)
“Islam akan mencapai apa yang telah dicapai siang dan malam (artinya seluruh dunia), dan Allah tidak akan membiarkan rumah-rumah yang terbuat dari batu dan rumah-rumah yang lain kecuali diperuntukkan bagi Islam, baik dengan cara terhormat atau sebaliknya, kehormatan yang diberikan Allah untuk Islam, dan kehinaan yang digunakan untuk menghina orang-orang kafir.” (HR. Ahmad, Thabrani dan Ibnu Hibban dari Al Dariy)

Allahu Akbar!!
*) Eko Triyanto
Ketua Forum Studi Islam (Forsis) Remassa
Nanggulan, Kamar Pojok, Sya’ban 1429 H

2 komentar:

ARIF MU'NANDA'R mengatakan...

pufff....cakep bener ilmunya.
gimana kemaren hasil campingnya pak...

ibnuhamdani mengatakan...

Amin. Tetapi saya masih terus belajar. terutama untuk bisa mengamalkannya.
Kemarin camping seru dan banyak hikmahnya. meskipun harus kehujanan... he..he..