Jumat, 02 Januari 2009

Setangkai Mawar, Lilin dan Gelas yang Retak

Barisan kata-kata ini pasti tidak akan pernah mampu membahasakan perasaanku padamu. Tetapi ijinkan aku mencoba mengungkapkan kegalauan hati yang memang sengaja aku jaga. Dari waktu ke waktu.

Dalam sebuah ruang tanpa tirai-tirai pembatas………
Aku melihat setangkai mawar dalam vas………
Indah dan mengagumkan bagi siapapun yang menatap……….
Aku ingat engkau, aku ingat kau begitu suka bunga mawar…………
Lalu tiba-tiba aku ingin menjadi mawar, agar kau tak bosan melihatku………...
Tapi aku gagal!

Aku melangkah ke ruang lain……
Ruang yang diselimuti gelap………
Aku menemukan nyala lilin di atas meja………
Dengan sinar lembut ia menerangi tanpa letih…….
Aku ingat engkau, saat-saat kau begitu mengharapkanku………
Lalu tiba-tiba aku ingin menjadi lilin, agar aku bisa membimbingmu saat gelap……..
Tapi aku tak bisa!

Aku berjalan ke ruang berikutnya……….
Dalam kesenyapan yang teramat………..
Aku melihat benda-benda begitu sempurna………
Seumpama kau memilih mereka pasti kau bahagia………

Wahai engkau yang menghentak-hentak dalam hatiku
Apa yang harus kulakukan saat letih menghampirimu
Sedang tanganku tak kuasa sekedar menyentuhmu

Aku hanya berharap setidaknya aku bisa menjadi gelas……
Gelas yang retak……..
Agar aku bisa menjadi vas untuk mawarmu………..
Menjadi tempat untuk lilinmu………..
Akan kutampung airmatamu saat kau berduka……..
Meskipun aku tak bisa melihatmu saat bahagia………..



Sebuah catatan untuk mengenang 061206

Tidak ada komentar: